Analisis puisi dengan kajian hermeneotik
Analisis
puisi dengan kajian hermeneotik (Ricoeur,1981:43),
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Karya
sastra adalah hasil cipta karya karsa manusia yang berupa fiksi juga fakta yang
didalamnya ada pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh sastrawan, untuk
mengambil pesan dari karya-karya sastra itu khusunya puisi, perlu dilakukan
analisis secara mendalam atau lebih detail salah satunya dengan memaknai pusi
tersebut, salah satunya dengan menggunakan analisis hermeneutika paul ricoeur.
Setiap
penyair pasti mempunyai gaya atau ciri khas tersendiri untuk menulis karyanya.
Entah itu dalam pemilihan bahasa atau pemenggalan kata yang digunakan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan sebuah analisis untuk dapat mengetahui secara jelas
interpretasi dan maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam puisinya.
Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk menganalisis sebuah puisi adalah teori hermeneutika.
Dalam makalah ini, penulis menggunakan teori hermeneutika yang diungkapkan oleh
Paul Ricoeur.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Metafora dalam sajak “CEMBURUDAN POHON KEBANGKITAN” karya
Abdul Wachid B.S.
b. Simbol
dalam sajak “CEMBURUDAN POHON KEBANGKITAN”
c. Konsep dalam sajak“CEMBURUDAN POHON KEBANGKITAN”
1.3 TUJUAN
Di
dalam menganalisis puisi ini tujuan utamanya yaitu meneliti puisi karya Abdul
Wachit B.S dengan mengkaji menggunakan kajian hermeneutika. Untuk menganalisis
tiga unsur diantaranya metafora, simbul dan konsep. Dapat kita
temukan atau dapat dijabarkan dengan penafsiran sehingga ditemukan pemahaman
terhadap teks yang lebih mendalam dan akan ditemukan persoalan-persoalan yang
dapat kita kaji menggunakan kajian hermeneutika.
Secara
teoritis tujuan penelitian ini adlah mengakaji dengan mendeskripsikan
konsep Cemburu terdapat pada metafora dansimbol dalam kumpulan
puisi Abdul wachid B.S. penelitian ini diharapkan akan mendapatkan keragaman
wacana sekitar aplikasi teori hermeneutika Paul Ricoeur. Khususnya masalah
teori metafora, simbul,dan konsep dalam sajak Cemburu.
II. TEORI DAN METODE
2.1 TEORI HERMENEOTIKA
Hermeneutika
adalah teori tentang bekerjanya pemahaman dalam menafsirkan
teks.(Ricoeur,1981:43), Penafsiran terhadap teks tertentu atau tanda,simbol
yang dianggap sebagai teks. Selain itu Palmer menjelaskan bahwa dua fokus dalam
kajian Hermeneutika mencakup:
(1). Peristiwa pemahaman terhadap teks
(2). Persoalan yang lebih mengarah
mengenai pemahaman dan interpretasi.
Ricoeur menjelaskan bahwa teks adalah
sebuah wacana yang dibakukan lewat bahasa. Apa yang dibakukan oleh tulian
adalah wacana yang dapat diucapkan, tetapi wacana ditulis karena tidak
diucapkan. Disini terlihat bahwa teks merupakan wacana yang disampaikan dengan
tulisan. Jadi, teks sebagai wacana ,yang di tuliskan dalam hermeneutika Paul
Recouer, berdiri secara otonom, bukan merupakan turunan dari bahasa lisan,
seperti yang dipahami oleh strukturalisme.
2.2 TEORI METAFORA
Metafora
berasal dari kata Monroe, adalah “Puisi dalam miniatur”.Metafora menghubungkan
makna Harfiah dengan makna figuratif dalam karya sastra. Metafora dianggap
sebagai kreasi sejenak, suatu inovasi semantik yang tidak memiliki status dalam
bahasa yang mapan, dan yang hanya ada karena atribusi predikat yang tidak
diharapkan. Dengan demikian metafora lebih menyerupai pemecahan teka-teki
daripada asosiasi sederhana yang didasarkan pada persamaan. metafora disusun
oleh suatu pemecahan disonansi. dengan demikian pada teori modern, metafora berhubungan
dengan semantik ( Proposisi) sebelum berhubungan semantik kata.
Metafora
merupakan hasil ketegangan antara dua kata dalam suatu tuturan metaforis,Paul
Ricoeur (1977: 84) menganggap bahwa metafora adalah sebuah kalimat atau bentuk
ekspresi lainnya yang kata-katanya digunakan secara metaforis. Makna metafora
akan diperoleh melalui sedikitnya proposisi atau kalimat sebagai unsur terkecil
wacana dan bahasa bila dipergunakan dalam kalimat. Demikian halnya dengan puisi
akan menemukan eksistensinya setelah diapresiasi.
Aristoteles
menjelaskan bahwa metafora adalah penerapan kepada suatu benda nama yang
termasuk sesuatu yang lain, interferensi yang terjadi dari jenis ke spesies,
dari spesies jenis, dari spesies atau secara proporsional. Tujuan majas adalah
mengisi tempat kosong semantik dalam kode leksikal atau menghiasi wacana dan
membuatnya lebih menyenangkan. Oleh karena itu metafora memiliki ide lebih
banyak dari kata untuk mengungkapkan kata itu, metafora akan meregangkan makna
kata-kata yang dimiliki melampaui pemakaian biasanya (Ricoeur, 1976:45 via
kurniawan, 2009:23).
2.3 TEORI SIMBOL
Kata “simbol” yang
berasal dari kata Yunani sumballo berarti “menghubungkan atau
menggabungkan” . symbol merupakan suatu tanda, tetapi tidak setiap tanda adalah
simbol. Simbol yang berstruktur polisemik adalah ekspresi yang
mengkomunikasikan banyak arti. Bagi Ricoeur, yang menandai suatu tanda sebagai
simbol adalah arti gandanya atau intensionalitas arti gandanya.
Ricouer
merumuskan bahwa setiap struktur pengertian adalah suatu arti langsung primer,
harfiah, yang menunjukkan arti lain yang bersifat tidak langsung sekunder,
figuratif yang tidak dapat dipahami selain lewat arti pertama Ricouer
mendefinisikan simbol sebagai struktur penandaan yang di dalamnya ada sebuah
makna langsung, pokok atau literer menunjuk kepada makna tambahan, makna lain
yang tidak langsung, sekunder dan figuratif yang dapat dipahami hanya melalui
yang pertama (Poespoprojo,2004:119).
Simbolisasi adalah
figurasi analogis, dan dapat disamakan dengan metafora, yaitu mengganti sebuah
ujaran dengan penanda yang lain, bukan dengan penanda terdekat seperti dalam
metonimi, tetapi dengan penenda yang mempunyai kemiripan dengan penanda yang
lain, bukan dengan penanda yang mempunyai kemiripan dengan penanda yang
pertama. Tentu saja di sini antara bahasa mimpi dengan bahasa sastra menemukam
perbedaan, dalam bahasa mimpi berupa mekanisme tak sadar, sedangkan dalam
bahasa sastra berupa tindakan sadar. “Setiap kata adalah Simbol”, demikian
ditegaskan Paul Ricoeur (via Sumaryono, 1999: 106; Wachid B.S., 2008: 26).
2.4 KONSEP
Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
suatu objek, melalui konsep. Diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikiran
dengan menggunakan suatu istilah. Istilh lain yaitu suatu pengelompokan atau
penggolongan, mengkelasifikasikan, dan mengategorikan.
Konsep
menurut Soejadi (2000:14) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan
suatu istilah atau ragam.
III. PEMBAHASAN
3.1METAFORA DALAM SAJAK“ Cemburu”
Pemaknaan sajak yang
berjudul “Cemburu” karya Abdul Wachid B.S. dalam antalogi puisi
“Kepayang”. Dengan menggunakan analisis hermeneutika paul Ricouer, puisinya
sebagai berikut:
Cemburu
Sekalipun gelap
membutuhkan terang
Tetapi bila api
terlampau tinggi
Akan membakar sampai ke
hati
Dalam
judul sajak Cemburu menceritakan Aku/lirik yang sedang cemburu
kepada seseorang, kata cemburu berartikan suatu rasa yang tidak pas dengan isi
hatinya. Merasa tidak pas dengan isi hatinya. Karena rasa kecewa, kurang
senang, irihati, dan rasa tidak suka terhadap sesuatu yang dimiliki oleh seseorang.
Disaat kesabarannya sudah melampaui batas maka akan memicu cemburu. Dengan
mengetahui konsep judulnya makna gambaran terhadap wacana yang akan
di gambarkan dalam puisi bisa dijadikan sebagai pijakan untuk menganalisisnya.
Karena disetiap judul selalu mencakup seluruh isi atau menggambarkan makna
didalam kalimat tersebut.
Untuk
memastikan bahwa judul Cemburu berkaitan dengan isi puisi maka harus dikaji
dalam beberapa unsur
(1) Sekalipun gelap membutuhkan terang
Tetapi bila api terlampau tinggi
Akan membakar sampai ke hati
Baris
pertama dan kedua pada puisi diatas, menunjukan satu proposi yang berupa
hubungan makna penerang dan dijelaskan melalui kalimat luas tidak setara. Yang
memiliki klausa inti dan klausa bawahan. Klausa inti misal dalam kalimat
“sekalipun gelap membutuhkan terang”. Klausa intinya yaitu “membutuhkan terang”
dan klausa bawahanya yaitu “sekalipun gelap”.
Hubungan
makna penerang didalam puisi tersebut apabila klausa bawahan menerangkan salah
satu unsur yang terdapat pada klausa inti unsurt yang diterangkan
itu selalu berupa kata atau frase nominal. Misal” tetapi bila api terlampau
tinggi//akan membakar sampai kehati.
Maksut
dari kalimat sekalipun gelap membutuhkan terangdalam provektif metafora ini yaitu
dalam puisi tersebut menerangkan bahwa kegelapan tidak mungkin abadi tentu
membutuhkan terang.
3.2. SIMBOLCemburu
Simbol
membakar sampai ke hati pada puisi AWBS yang berjudul Cemburu terdapat pada
bait ketiga. Pada bait pertama sudah disinggung atau memiliki asosiasi yang
berkaitan dengan api. Tetapi apakah maksud dari penyair menulis dengan teknik
simbol ini, maka perlu dikaji dan di subdisiplinkan dengan beberapa penjabaran.
Pada
tataran arti tekstual sajak Cemburu mengungkapkan
peristiwa rasa hati yang sedang cemburu dan menginginkan asupan saran-saran,
tempat curhat untuk menyelesaaikan perkara itu. Misal pada bait pertama yang
menerangkan dari pengertian diatas “sekalipun gelap membutuhkan terang”.
Kemudian disusul dengan bait kedua “tetapi bila api terlampau tinggi ” dari
kalimat tersebut menjelaskan bahwa seseorang yang cemburu sudah terlampaui
batas, sebagai kalimat penjelas bahwa dirinya sangat cemburu. Pada bait terahir
“akan membakar sampai kehati” merupakan inti dari persoalan. Cemburu tersebut
sudah menyakiti hatinya.
Apa
mungkin api dapat membakar hati? Disinilah terlihat simbol api hanyalah sebagai
majas hiperbola. Sesungguhnya yang dapat membakar hatinya yaitu karena cemburu.
Dalam baris kedua “tetapi bila api terlalu tinggi” merupakan makna kiasan yang
menggambarkan bahwa jika cemburunya terlalu tinggi. Dan di teruskan dengan
baris terahir maka menerangkan bahwa hatinya sudah tersakiti.
3.3. KONSEPcemburu
Konsep
cemburu dalam analisis ini merupakan tindakan wajar seorang manusia disaat
menjalin hubungan percintaan. Seseorang akan merasaka cemburu jikalau
kekasihnya sedang berdekatan dengan orang lain. Pengarang aku/lirikk mengangkat
rasa cemburu ini dengan menggambarkan melalui objek api. Karena api
melambangkan sesuatu yang panas sedangkan cemburu juga sering diungkapkan
dengan sesuatu keadaan yang memanas. Cemburu disini merupakan perlawanan atau
ketidak sinambungan antara hati pelaku dengan apa yang dilihat dirasa dan
didengar.
Disini
aku/lirk apakah menggambarkan kecemburuannya atau justru ingin memberikan pesan
kepada pembaca. Di dalam analisis ini dapat disimpulkan bahwa aku/lirik dapat
sekali gus menggambarkan perasaan hatinya yang sedang cemburu melihat orang
lain, curiga, serta iri hati dan dapat di analisis bahwa aku/lirik mengingatkan
agar cemburu jangan sampai terlampau tinggi, kepada pembacanya.
IV. Analisis Sajak Profektif Mengenai Cinta Dengan Kajian Hermeniotika
4.1METAFORA DALAM SAJAKPohon Kebangkitan
Pohon Kebangkitan
(1) ketika kau aku berikrar janji saling
mencintai
sehidup semati, lalu apa yang
bisa kau aku jadikan monumen abadi
hingga anak cucu mampu membayang
(2) bagaimana indahnya percintaan?
kau aku menanam sebatang pohon
aku kau ganti berganti merawatnya sepenuh
hati
hingga pohon menjulang langit tinggi
(3) sebagai tangga – tangga menuju yang
sebenarnya rumah, tetapi itu bukan sarang,
sayang
tempat kau aku memulai dan mengakhiri:
sebuah rumah
yang disambungkan oleh sebatang pohon ini
(4) di bumi dan ke langit
di langit dan ke bumi
dan dengan sebatang pohon ini setiap nafas
adalah permohonan dari pemohon tanpa batas
(5) pohon, rumah, dan langit
kau aku yang setiap percintaan melangit
dan dengan sebatang pohonku ini
setiap menanam dengan hati yang wangi
Dalam
sajak “Pohon Kebangkitan” karya abdul Wachid B.S. ini menceritakan tentang
sebuah hubungan antara “aku-lirik” dengan “kau-lirik” (Tuhan), istri dan
seorang anak. Disini aku/lirik mengkontruksikan puisinya penuh dengan teka-teki
maka perlu menganalisis beberapa kalimat dalam puisinya.
(2) bagaimana indahnya percintaan?
kau aku menanam sebatang pohon
aku kau ganti berganti merawatnya sepenuh
hati
hingga pohon menjulang langit tinggi
Bait
kedua hingga bait kelima selalu membicarakan pohon. Di dalam
mengkaji metafora menjadikan dua realitas yang absurd dan paradok, yaitu
sebagai hal yang tidak akan pernah mungkin pohon mampu menjulang hingga
kelangit. Tetapi dalam bait kedua baris ke empa “hingga pohon menjulang langit
tinggi’ aku lirik memberikan gaya hiperbola sehingga berkesan pohon mampu
menghantar ke langit.
Kemudian
pada baris berikutnya, “aku-lirik” menanam sebuah pohon untuk mewujudkan
monumen abadi tersebut. Menanam sebuah pohon dapat diartikan sebagai malakukan
suatu perbuatan baik, amal ibadah, untuk kembali pada Tuhannya. Seperti pada
penjelasa “yang disambungkan oleh sebatang pohon ini”. Bait ketiga
menjelaskan bahwa sebuah kebaikan merupakan perantara untuk sampai kepada yang
sebenarnya rumah (Allah SWT), tempat kita kembali.
4.2SIMBOL POHON DALAM SAJAKPohon Kebangkitan
Simbol
pohon di sini dapat diartikan sebagai amal kebaikan. Dalam konteks ini,
“aku-lirik” menanam sebuah kebaikan. Perbuatan baik itu diwujudkan dengan beribadah,
melakukan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kebaikan tersebut
dijadikan sebagai perantara untuk menuju kerumah Tuhan.
Simbul
pohon disini dilihat dari konteksnya dapat diartikan pula dengan seorang anak
yang sholeh. Sehingga selalu mendoakan kedua orangtuanya, dan dari amal ibadah
tersebut orang tuanya yang sudah meninggal mendapat sambungan amal ibadah dari
anaknya yang rajin mendoakan. Lihat pada bait kedua, dan ketiga.
(2) bagaimana indahnya percintaan?
kau aku menanam sebatang pohon
aku kau ganti berganti merawatnya sepenuh
hati
hingga pohon menjulang langit tinggi
(3) sebagai tangga – tangga menuju yang
sebenarnya rumah, tetapi itu bukan sarang,
sayang
tempat kau aku memulai dan mengakhiri:
sebuah rumah
yang disambungkan oleh sebatang pohon ini
Disinilah dapat kita
jabarkan bahwa maksud dari kata pohon yaitu seseorang anak yang di didik agar
bertakwa dan beriman sehingga dapat meneruskan amalan orangtua.
4.3 KONSEP POHON KEBANGKITAN
Konsep
dalam pohon kebangkitan merupakan satu titik terang menuju kerumah Tuhan.
Dengan amalan-amalan ibadah yang digambarkan Aku/lirik menggunakan kata pohon
pada puisi tersebut. Di dalam hubungan percintaan dalam sajak Pohon
Keabangkitan memiliki tujuan yang sangat istimewa yang dapat dipetik.
Aku/lirik memandang Tuhan sebagai Tuan sebagai dzat yang trasedental. Hakikat
hidup dan mati adalah mengabdikan pada Tuhan. Dengan mencari amalan yang
sebesar-besarnya.
V. KESIMPULAN
Dari sajak Cemburu dan
Pohon kebangkitan menggambarkan perasaan sedih pada saja Cemburu dan semangat
dalam beragama dijelaskan pada sajak Pohon kebangkitan yang dituangkan dengan
gaya pemblencongan tanpa mengungkapkan maksud secara langsung. Dengan
menggunakan beberapa makna kiasan,dan beberapa majas yang dapat
memperindah puisi tersebut.
Dengan demikian
cemburu bukan sifat yang baik, justru akan membawa kedalam permasalahan yaang
mengarah pada tindak keriminalitas. Penguasaan emosional sangat dibutuhkan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Wachid, abdul, B.S. 2008. Tafsir
terhadap puisi sufi A. Mustofa Bisri Gandrung Cinta, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Kurniawan , Heru. 2011. Mistisisme
cahaya. Yoyakarta: Grafindo Litera Media.
Wachid
B.S., Abdul. 2012. Kepayang (Kumpulan Sajak 2011 - 2012).
Yogyakarta :CintaBuku
Ramlan.
M. Tata bahasa indonesia. Penggolongan kata.
Yogyakarta 2001.
TUGAS
Analisislah secara hermeunitika puisi- puisi RENDRA berikut
Surat Cinta
Kutulis surat ini kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang gaib.
Dan angin mendesah mengeluh dan mendesah
Wahai, Dik Narti, aku cinta kepadamu!
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya.
Wahai, Dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku!
Kaki-kaki hujan yang runcing menyentuhkan ujungnya di bumi. Kaki-kaki
cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan menempuh ke muka
dan tak’kan kunjung diundurkan.
Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis.
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta.
Wahai, Dik Narti,
dengan pakaian pengantin yang anggun
bung-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan.
Aku melamarmu. Kau tahu dari dulu:
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
daripada yang lain....
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa.
Semangat kehidupan yang kuat bagai berjuta-juta jarum alit menusuki kulit
langit:
kantong rejeki dan restu wingit. Lalu tumpahlah gerimis.
Angin dan cinta
mendesah dalam gerimis. Semangat cintaku yang kuat bagai seribu tangan
gaib
menyebarkan seribu jarring menyergap hatimu
yang selalu tersenyum padaku.
Engkau adalah putri duyung
tawananku.
Putri duyung dengan suara merdu lembut
bagai angin laut,
mendesahlah bagiku!
Angin mendesah
selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putri duyung
tergolek lemas
mengejap-ngejapkan matanya yang indah
dalam jaringku.
Wahai, Putri Duyung,
aku menjaringmu
aku melamarmu
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
karena langit
gadis manja dan manis
menangis minta mainan.
Dua anak lelaki nakal bersenda gurau dalam selokan
dan langit iri melihatnya.
Wahai, Dik Narti,
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku!
KEPADA M G
Engkau masuk ke dalam hidupku
di saat yang rawan.
Aku masuk ke dalam hidupmu
di saat engkau bagai kuda
beringas
butuhkan padang.
(Dan kau lupa siapa nama mertuamu)
Kenapa bertanya apa makna kita berdekapan?
Engkau melenguh waktu dadamu kugenggam.
Duka yang tidur dengan birahi telah beranak dan berbiak.
Ranjang basah oleh keringatmu dan sungguh aku katakan:
engkau belut bagiku.
Adapun maknanya:
meski kukenal segala liku tubuhmu sukmamu luput dari genggaman.
Telah kurenggut engkau dari kehampaanmu
dari alcohol kota New York dari fantasi lampu-lampu neon dan dari
pertanyaan-pertanyaanmu yang lesu naik turun elevator. Engkau kuseret
kulekapkan pada keperawananku pada kemuakanku terhadap lapar pada
filsafat pemberontakanku pada sangsiku.
Astaga, rambutmu yang blonda sungguh asing
dan membawa gairah baru padaku.
Sebagai bajingan
aku telah kau terima.
Engkau telah menyerah.
mengarungi udara yang gelisah
kerna nafasmu yang resah
dan tubuhmu yang menggelombang.
Hidup telah hidup dan menggeliat.
Waktu gemetar dalam ruang yang gemetar. Ketika bibirmu mongering dan
memutih dan kuku-kuku jari-jarimu menekan pundakku kupejamkan mataku.
Hidupku dan hidupmu
tidak berubah karenanya.
Masing-masing punya cakrawala berbeda.
Masing-masing punya teka-teki sendiri yang
berulang kali mengganyangnya.
BERSATULAH
PELACUR-PELACUR KOTA JAKARTA
Pelacur-pelacur kota Jakarta
dari kelas tinggi dan kelas rendah
telah diganyang
telah diharu-biru.
Mereka kecut
keder
terhina dan tersipu-sipu.
Sesalkan mana yang mesti kausesalkan. Tapi jangan kau kelewat putus asa.
Dan kaurelakan dirimu dibikin korban.
Wahai, pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah.
Sanggul kembali rambutmu
Kerna setelah menyesal
datanglah kini giliranmu
bukan untuk membela diri melulu
tapi untuk melancarkan serangan.
Kerna:
Sesalkan mana yang mesti kausesalkan
tapi jangan kau rela dibikin korban.
Sarinah.
katakan pada mereka
bagaimana kau dipanggil ke kantor mentri
bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
tentang perjuangan nusa bangsa
dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
ia sebut kau inspirasi revolusi
sambil ia buka kutangmu.
Dan kau, Dasima
Kabarkan pada rakyat
bagaimana para pemimpin revolusi
secara bergiliran memelukmu
bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
sambil celana basah
dan tubuhnya lemas
terkapai di sampingmu
Ototnya keburu tak berdaya.
Politisi dan pegawai tinggi
adalah caluk yang rapi.
Konggres-konggres dan konperensi tak pernah berjalan tanpa kalian.
Kalian tak pernah bias bilang
“tidak” lantaran kelaparan yang
menakutkan kemiskinan yang
mengekang dan telah lama
sia-sia cari kerja. Ijasah sekolah
tanpa guna. Para kepala jawatan
akan membuka kesempatan
kalau kau membuka paha.
Sedang di luar pemerintahan
perusahan-perusahaan macet
lapangan kerja tak ada....
Revolusi para pemimpin
dalah revolusi dewa-dewa.
Mereka berjuang untuk surga
dan tidak untuk bumi.
Revolusi dewa-dewa
tak pernah menghasilkan
lebih banyak lapangan kerja
bagi rakyatnya.
Kalian adalah sebagian penganggur
yang mereka ciptakan.
Namun
sesalkan mana yang mesti kausesalkan
tapi jangan kau klewat putus asa
dan kau rela dibikin korban.
Pelacur-pelacur kota Jakarta.
berhentilah tersipu-sipu.
ketika kubaca di Koran
bagaimana badut-badut mengganyang kalian
menuduh kalian sumber bencana Negara
aku jadi murka
Kalian adalah temanku.
Ini tak bias dibiarkan.
Astaga.
Mulut-mulut badut.
Mulut-mulut yang latah
Bahkan sex mereka perpolitikan.
Saudari-saudariku.
Membubarkan kalian
tidak semudah membubarkan partai politik.
Mereka harus beri kalian kerja.
Mereka harus pulihkan derajat kalian.
Mereka harus ikut memikul kesalahan.
Saudari-saudariku. Bersatulah.
Ambillah galah.
Kibarkan kutang-kutangmu di ujungnya.
Araklah keliling kota
sebagai panji-panji yang telah mereka nodai
Kini giliranmu menuntut.
Katakanlah pada mereka;
menganjurkan mengganyang pelacuran
tanpa menganjurkan
mengawini para bekas pelacur
adalah omong kosong.
Pelacur-pelacur kota Jakarta.
Saudari-saudariku.
Jangan melulu keder pada lelaki
Dengan mudah
kalian bisa telanjangi kaum palsu.
naikkan taripmu dua kali
dan mereka akan kelabakan.
Mogoklah satu bulan
dan mereka akan puyeng
lalu mereka akan berjina
dengan istri saudaranya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda