Rabu, 09 April 2014

Analisis puisi dengan kajian hermeneotik



Analisis puisi dengan kajian hermeneotik (Ricoeur,1981:43),

I.                   PENDAHULUAN


1.1    LATAR BELAKANG MASALAH

     Karya sastra adalah hasil cipta karya karsa manusia yang berupa fiksi juga fakta yang didalamnya ada pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh sastrawan, untuk mengambil pesan dari karya-karya sastra itu khusunya puisi, perlu dilakukan analisis secara mendalam atau lebih detail salah satunya dengan memaknai pusi tersebut, salah satunya dengan menggunakan analisis hermeneutika paul ricoeur.
     Setiap penyair pasti mempunyai gaya atau ciri khas tersendiri untuk menulis karyanya. Entah itu dalam pemilihan bahasa atau pemenggalan kata yang digunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah analisis untuk dapat mengetahui secara jelas interpretasi dan maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam puisinya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menganalisis sebuah puisi adalah teori hermeneutika. Dalam makalah ini, penulis menggunakan teori hermeneutika yang diungkapkan oleh Paul Ricoeur.



1.2    RUMUSAN  MASALAH

a.       Metafora dalam sajak “CEMBURUDAN POHON KEBANGKITAN” karya Abdul Wachid  B.S.
b.      Simbol dalam sajak “CEMBURUDAN POHON KEBANGKITAN
c.       Konsep dalam sajak“CEMBURUDAN POHON KEBANGKITAN

1.3    TUJUAN

            Di dalam menganalisis puisi ini tujuan utamanya yaitu meneliti puisi karya Abdul Wachit B.S dengan mengkaji menggunakan kajian hermeneutika. Untuk menganalisis tiga  unsur diantaranya metafora, simbul dan konsep. Dapat kita temukan atau dapat dijabarkan dengan penafsiran sehingga ditemukan pemahaman terhadap teks yang lebih mendalam dan akan ditemukan persoalan-persoalan yang dapat kita kaji menggunakan kajian hermeneutika.
            Secara teoritis tujuan penelitian ini adlah mengakaji dengan mendeskripsikan konsep Cemburu terdapat pada metafora dansimbol dalam kumpulan puisi Abdul wachid B.S. penelitian ini diharapkan akan mendapatkan keragaman wacana sekitar aplikasi teori hermeneutika Paul Ricoeur. Khususnya masalah teori metafora, simbul,dan konsep dalam sajak Cemburu.


II.                TEORI DAN METODE

2.1 TEORI HERMENEOTIKA
        Hermeneutika adalah teori tentang bekerjanya pemahaman dalam menafsirkan teks.(Ricoeur,1981:43), Penafsiran terhadap teks tertentu atau tanda,simbol yang dianggap sebagai teks. Selain itu Palmer menjelaskan bahwa dua fokus dalam kajian Hermeneutika mencakup:
(1). Peristiwa pemahaman terhadap teks
(2). Persoalan yang lebih mengarah mengenai pemahaman dan interpretasi.
Ricoeur menjelaskan bahwa teks adalah sebuah wacana yang dibakukan lewat bahasa. Apa yang dibakukan oleh tulian adalah wacana yang dapat diucapkan, tetapi wacana ditulis karena tidak diucapkan. Disini terlihat bahwa teks merupakan wacana yang disampaikan dengan tulisan. Jadi, teks sebagai wacana ,yang di tuliskan dalam hermeneutika Paul Recouer, berdiri secara otonom, bukan merupakan turunan dari bahasa lisan, seperti yang dipahami oleh strukturalisme.


2.2 TEORI METAFORA
                    Metafora berasal dari kata Monroe, adalah “Puisi dalam miniatur”.Metafora menghubungkan makna Harfiah dengan makna figuratif dalam karya sastra. Metafora dianggap sebagai kreasi sejenak, suatu inovasi semantik yang tidak memiliki status dalam bahasa yang mapan, dan yang hanya ada karena atribusi predikat yang tidak diharapkan. Dengan demikian metafora lebih menyerupai pemecahan teka-teki daripada asosiasi sederhana yang didasarkan pada persamaan. metafora disusun oleh suatu pemecahan disonansi. dengan demikian pada teori modern, metafora berhubungan dengan semantik ( Proposisi) sebelum berhubungan semantik kata.
                    Metafora merupakan hasil ketegangan antara dua kata dalam suatu tuturan metaforis,Paul Ricoeur (1977: 84) menganggap bahwa metafora adalah sebuah kalimat atau bentuk ekspresi lainnya yang kata-katanya digunakan secara metaforis. Makna metafora akan diperoleh melalui sedikitnya proposisi atau kalimat sebagai unsur terkecil wacana dan bahasa bila dipergunakan dalam kalimat. Demikian halnya dengan puisi akan menemukan eksistensinya setelah diapresiasi.
Aristoteles menjelaskan bahwa metafora adalah penerapan kepada suatu benda nama yang termasuk sesuatu yang lain, interferensi yang terjadi dari jenis ke spesies, dari spesies jenis, dari spesies atau secara proporsional. Tujuan majas adalah mengisi tempat kosong semantik dalam kode leksikal atau menghiasi wacana dan membuatnya lebih menyenangkan. Oleh karena itu metafora memiliki ide lebih banyak dari kata untuk mengungkapkan kata itu, metafora akan meregangkan makna kata-kata yang dimiliki melampaui pemakaian biasanya (Ricoeur, 1976:45 via kurniawan, 2009:23).

2.3 TEORI SIMBOL
Kata “simbol” yang berasal dari kata Yunani sumballo berarti “menghubungkan atau menggabungkan” . symbol merupakan suatu tanda, tetapi tidak setiap tanda adalah simbol. Simbol yang berstruktur polisemik adalah ekspresi yang mengkomunikasikan banyak arti. Bagi Ricoeur, yang menandai suatu tanda sebagai simbol adalah arti gandanya atau intensionalitas arti gandanya.

                    Ricouer merumuskan bahwa setiap struktur pengertian adalah suatu arti langsung primer, harfiah, yang menunjukkan arti lain yang bersifat tidak langsung sekunder, figuratif yang tidak dapat dipahami selain lewat arti pertama Ricouer mendefinisikan simbol sebagai struktur penandaan yang di dalamnya ada sebuah makna langsung, pokok atau literer menunjuk kepada makna tambahan, makna lain yang tidak langsung, sekunder dan figuratif yang dapat dipahami hanya melalui yang pertama (Poespoprojo,2004:119).


Simbolisasi adalah figurasi analogis, dan dapat disamakan dengan metafora, yaitu mengganti sebuah ujaran dengan penanda yang lain, bukan dengan penanda terdekat seperti dalam metonimi, tetapi dengan penenda yang mempunyai kemiripan dengan penanda yang lain, bukan dengan penanda yang mempunyai kemiripan dengan penanda yang pertama. Tentu saja di sini antara bahasa mimpi dengan bahasa sastra menemukam perbedaan, dalam bahasa mimpi berupa mekanisme tak sadar, sedangkan dalam bahasa sastra berupa tindakan sadar. “Setiap kata adalah Simbol”, demikian ditegaskan Paul Ricoeur (via Sumaryono, 1999: 106; Wachid B.S., 2008: 26).


2.4  KONSEP
          Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu objek, melalui konsep. Diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan suatu istilah. Istilh lain yaitu suatu pengelompokan atau penggolongan, mengkelasifikasikan, dan mengategorikan.
            Konsep menurut Soejadi (2000:14) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau ragam.
                       







III.             PEMBAHASAN

3.1METAFORA DALAM SAJAK“ Cemburu”

Pemaknaan sajak yang berjudul “Cemburu”  karya Abdul Wachid B.S. dalam antalogi puisi “Kepayang”. Dengan menggunakan analisis hermeneutika paul Ricouer, puisinya sebagai berikut:
Cemburu
Sekalipun gelap membutuhkan terang
Tetapi bila api terlampau tinggi
Akan membakar sampai ke hati

        Dalam judul sajak Cemburu menceritakan Aku/lirik yang sedang cemburu kepada seseorang, kata cemburu berartikan suatu rasa yang tidak pas dengan isi hatinya. Merasa tidak pas dengan isi hatinya. Karena rasa kecewa, kurang senang, irihati, dan rasa tidak suka terhadap sesuatu yang dimiliki oleh seseorang. Disaat kesabarannya sudah melampaui batas maka akan memicu cemburu. Dengan mengetahui konsep judulnya makna gambaran terhadap wacana  yang akan di gambarkan dalam puisi bisa dijadikan sebagai pijakan untuk menganalisisnya. Karena disetiap judul selalu mencakup seluruh isi atau menggambarkan makna didalam kalimat tersebut.
        Untuk memastikan bahwa judul Cemburu berkaitan dengan isi puisi maka harus dikaji dalam beberapa unsur
(1)   Sekalipun gelap membutuhkan terang
Tetapi bila api terlampau tinggi
Akan membakar sampai ke hati
        Baris pertama dan kedua pada puisi diatas, menunjukan satu proposi yang berupa hubungan makna penerang dan dijelaskan melalui kalimat luas tidak setara. Yang memiliki klausa inti dan klausa bawahan. Klausa inti misal dalam kalimat “sekalipun gelap membutuhkan terang”. Klausa intinya yaitu “membutuhkan terang” dan klausa bawahanya yaitu “sekalipun gelap”.
        Hubungan makna penerang didalam puisi tersebut apabila klausa bawahan menerangkan salah satu unsur yang terdapat pada klausa inti  unsurt yang diterangkan itu selalu berupa kata atau frase nominal. Misal” tetapi bila api terlampau tinggi//akan membakar sampai kehati.
        Maksut dari kalimat sekalipun gelap membutuhkan terangdalam provektif metafora ini yaitu dalam puisi tersebut menerangkan bahwa kegelapan tidak mungkin abadi tentu membutuhkan terang.

3.2. SIMBOLCemburu
            Simbol membakar sampai ke hati pada puisi AWBS yang berjudul Cemburu terdapat pada bait ketiga. Pada bait pertama sudah disinggung atau memiliki asosiasi yang berkaitan dengan api. Tetapi apakah maksud dari penyair menulis dengan teknik simbol ini, maka perlu dikaji dan di subdisiplinkan dengan beberapa penjabaran.
        Pada tataran arti tekstual sajak Cemburu  mengungkapkan peristiwa rasa hati yang sedang cemburu dan menginginkan asupan saran-saran, tempat curhat untuk menyelesaaikan perkara itu. Misal pada bait pertama yang menerangkan dari pengertian diatas “sekalipun gelap membutuhkan terang”. Kemudian disusul dengan bait kedua “tetapi bila api terlampau tinggi ” dari kalimat tersebut menjelaskan bahwa seseorang yang cemburu sudah terlampaui batas, sebagai kalimat penjelas bahwa dirinya sangat cemburu. Pada bait terahir “akan membakar sampai kehati” merupakan inti dari persoalan. Cemburu tersebut sudah menyakiti hatinya.
        Apa mungkin api dapat membakar hati? Disinilah terlihat simbol api hanyalah sebagai majas hiperbola. Sesungguhnya yang dapat membakar hatinya yaitu karena cemburu. Dalam baris kedua “tetapi bila api terlalu tinggi” merupakan makna kiasan yang menggambarkan bahwa jika cemburunya terlalu tinggi. Dan di teruskan dengan baris terahir  maka menerangkan bahwa hatinya sudah tersakiti.

3.3. KONSEPcemburu
            Konsep cemburu dalam analisis ini merupakan tindakan wajar seorang manusia disaat menjalin hubungan percintaan. Seseorang akan merasaka cemburu jikalau kekasihnya sedang berdekatan dengan orang lain. Pengarang aku/lirikk mengangkat rasa cemburu ini dengan menggambarkan melalui objek api. Karena api melambangkan sesuatu yang panas sedangkan cemburu juga sering diungkapkan dengan sesuatu keadaan yang memanas. Cemburu disini merupakan perlawanan atau ketidak sinambungan antara hati pelaku dengan apa yang dilihat dirasa dan didengar.
        Disini aku/lirk apakah menggambarkan kecemburuannya atau justru ingin memberikan pesan kepada pembaca. Di dalam analisis ini dapat disimpulkan bahwa aku/lirik dapat sekali gus menggambarkan perasaan hatinya yang sedang cemburu melihat orang lain, curiga, serta iri hati dan dapat di analisis bahwa aku/lirik mengingatkan agar cemburu jangan sampai terlampau tinggi, kepada pembacanya.


IV.            Analisis Sajak Profektif Mengenai Cinta Dengan Kajian Hermeniotika

4.1METAFORA DALAM SAJAKPohon Kebangkitan

Pohon Kebangkitan
(1)   ketika kau aku berikrar janji saling mencintai
sehidup semati, lalu apa yang
bisa kau aku jadikan monumen abadi
hingga anak cucu mampu membayang

(2)   bagaimana indahnya percintaan?
kau aku menanam sebatang pohon
aku kau ganti berganti merawatnya sepenuh hati
hingga pohon menjulang langit tinggi

(3)   sebagai tangga – tangga menuju yang
sebenarnya rumah, tetapi itu bukan sarang, sayang
tempat kau aku memulai dan mengakhiri: sebuah rumah
yang disambungkan oleh sebatang pohon ini

(4)   di bumi dan ke langit
di langit dan ke bumi
dan dengan sebatang pohon ini setiap nafas
adalah permohonan dari pemohon tanpa batas

(5)   pohon, rumah, dan langit
kau aku yang setiap percintaan melangit
dan dengan sebatang pohonku ini
setiap menanam dengan hati yang wangi
        Dalam sajak “Pohon Kebangkitan” karya abdul Wachid B.S. ini menceritakan tentang sebuah hubungan antara “aku-lirik” dengan “kau-lirik” (Tuhan), istri dan seorang anak. Disini aku/lirik mengkontruksikan puisinya penuh dengan teka-teki maka perlu menganalisis beberapa kalimat dalam puisinya.
(2)   bagaimana indahnya percintaan?
kau aku menanam sebatang pohon
aku kau ganti berganti merawatnya sepenuh hati
hingga pohon menjulang langit tinggi
            Bait kedua hingga bait kelima  selalu membicarakan pohon. Di dalam mengkaji metafora menjadikan dua realitas yang absurd dan paradok, yaitu sebagai hal yang tidak akan pernah mungkin pohon mampu menjulang hingga kelangit. Tetapi dalam bait kedua baris ke empa “hingga pohon menjulang langit tinggi’ aku lirik memberikan gaya hiperbola sehingga berkesan pohon mampu menghantar ke langit.
            Kemudian pada baris berikutnya, “aku-lirik” menanam sebuah pohon untuk mewujudkan monumen abadi tersebut. Menanam sebuah pohon dapat diartikan sebagai malakukan suatu perbuatan baik, amal ibadah, untuk kembali pada Tuhannya. Seperti pada penjelasa  “yang disambungkan oleh sebatang pohon ini”. Bait ketiga menjelaskan bahwa sebuah kebaikan merupakan perantara untuk sampai kepada yang sebenarnya rumah (Allah SWT), tempat kita kembali.





4.2SIMBOL POHON DALAM SAJAKPohon Kebangkitan      
            Simbol pohon di sini dapat diartikan sebagai amal kebaikan. Dalam konteks ini, “aku-lirik” menanam sebuah kebaikan. Perbuatan baik itu diwujudkan dengan beribadah, melakukan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kebaikan tersebut dijadikan sebagai perantara untuk menuju kerumah Tuhan.
            Simbul pohon disini dilihat dari konteksnya dapat diartikan pula dengan seorang anak yang sholeh. Sehingga selalu mendoakan kedua orangtuanya, dan dari amal ibadah tersebut orang tuanya yang sudah meninggal mendapat sambungan amal ibadah dari anaknya yang rajin mendoakan. Lihat pada bait kedua, dan ketiga.
(2)   bagaimana indahnya percintaan?
kau aku menanam sebatang pohon
aku kau ganti berganti merawatnya sepenuh hati
hingga pohon menjulang langit tinggi

(3)   sebagai tangga – tangga menuju yang
sebenarnya rumah, tetapi itu bukan sarang, sayang
tempat kau aku memulai dan mengakhiri: sebuah rumah
yang disambungkan oleh sebatang pohon ini
Disinilah dapat kita jabarkan bahwa maksud dari kata pohon yaitu seseorang anak yang di didik agar bertakwa dan beriman sehingga dapat meneruskan amalan orangtua.

4.3  KONSEP POHON KEBANGKITAN
                        Konsep dalam pohon kebangkitan merupakan satu titik terang menuju kerumah Tuhan. Dengan amalan-amalan ibadah yang digambarkan Aku/lirik menggunakan kata pohon pada puisi tersebut. Di dalam hubungan percintaan dalam sajak Pohon Keabangkitan memiliki tujuan yang sangat istimewa yang dapat dipetik. Aku/lirik memandang Tuhan sebagai Tuan sebagai dzat yang trasedental. Hakikat hidup dan mati adalah mengabdikan pada Tuhan. Dengan mencari amalan yang sebesar-besarnya.


V.                KESIMPULAN
Dari sajak Cemburu dan Pohon kebangkitan menggambarkan perasaan sedih pada saja Cemburu dan semangat dalam beragama dijelaskan pada sajak Pohon kebangkitan yang dituangkan dengan gaya pemblencongan tanpa mengungkapkan maksud secara langsung. Dengan menggunakan beberapa makna kiasan,dan  beberapa majas yang dapat memperindah puisi tersebut.
Dengan demikian cemburu bukan sifat yang baik, justru akan membawa kedalam permasalahan yaang mengarah pada tindak keriminalitas. Penguasaan emosional sangat dibutuhkan.









VI.             DAFTAR PUSTAKA
Wachid, abdul, B.S. 2008. Tafsir terhadap puisi sufi A. Mustofa Bisri Gandrung Cinta, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kurniawan , Heru. 2011. Mistisisme cahaya. Yoyakarta: Grafindo Litera Media.
Wachid B.S., Abdul. 2012. Kepayang (Kumpulan Sajak 2011 - 2012). Yogyakarta :CintaBuku

Ramlan. M. Tata bahasa indonesia. Penggolongan kata. Yogyakarta  2001.















TUGAS
Analisislah secara hermeunitika puisi- puisi  RENDRA berikut
Surat Cinta

Kutulis surat ini kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang gaib.
Dan angin mendesah mengeluh dan mendesah
Wahai, Dik Narti, aku cinta kepadamu!
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya.
Wahai, Dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku!
Kaki-kaki hujan yang runcing menyentuhkan ujungnya di bumi. Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan menempuh ke muka
dan tak’kan kunjung diundurkan.
Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis.
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta.
Wahai, Dik Narti,
dengan pakaian pengantin yang anggun
bung-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan.
Aku melamarmu. Kau tahu dari dulu:

tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
daripada yang lain....
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa.
Semangat kehidupan yang kuat bagai berjuta-juta jarum alit menusuki kulit langit:
kantong rejeki dan restu wingit. Lalu tumpahlah gerimis.
Angin dan cinta
mendesah dalam gerimis. Semangat cintaku yang kuat bagai seribu tangan gaib
menyebarkan seribu jarring menyergap hatimu
yang selalu tersenyum padaku.
Engkau adalah putri duyung
tawananku.
Putri duyung dengan suara merdu lembut
bagai angin laut,
mendesahlah bagiku!
Angin mendesah
selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putri duyung
tergolek lemas
mengejap-ngejapkan matanya yang indah
dalam jaringku.
Wahai, Putri Duyung,
aku menjaringmu
aku melamarmu

Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
karena langit
gadis manja dan manis
menangis minta mainan.
Dua anak lelaki nakal bersenda gurau dalam selokan
dan langit iri melihatnya.
Wahai, Dik Narti,
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku!

KEPADA M G
Engkau masuk ke dalam hidupku
di saat yang rawan.
Aku masuk ke dalam hidupmu
di saat engkau bagai kuda
beringas
butuhkan padang.
(Dan kau lupa siapa nama mertuamu)
Kenapa bertanya apa makna kita berdekapan?
Engkau melenguh waktu dadamu kugenggam.
Duka yang tidur dengan birahi telah beranak dan berbiak.
Ranjang basah oleh keringatmu dan sungguh aku katakan:
engkau belut bagiku.
Adapun maknanya:
meski kukenal segala liku tubuhmu sukmamu luput dari genggaman.
Telah kurenggut engkau dari kehampaanmu
dari alcohol kota New York dari fantasi lampu-lampu neon dan dari pertanyaan-pertanyaanmu yang lesu naik turun elevator. Engkau kuseret
kulekapkan pada keperawananku pada kemuakanku terhadap lapar pada filsafat pemberontakanku pada sangsiku.
Astaga, rambutmu yang blonda sungguh asing
dan membawa gairah baru padaku.
Sebagai bajingan
aku telah kau terima.
Engkau telah menyerah.
Sebagai perahu kaubawa aku
mengarungi udara yang gelisah
kerna nafasmu yang resah
dan tubuhmu yang menggelombang.
Hidup telah hidup dan menggeliat.
Waktu gemetar dalam ruang yang gemetar. Ketika bibirmu mongering dan memutih dan kuku-kuku jari-jarimu menekan pundakku kupejamkan mataku.

Hidupku dan hidupmu
tidak berubah karenanya.
Masing-masing punya cakrawala berbeda.
Masing-masing punya teka-teki sendiri yang
berulang kali mengganyangnya.

BERSATULAH PELACUR-PELACUR KOTA JAKARTA
Pelacur-pelacur kota Jakarta
dari kelas tinggi dan kelas rendah
telah diganyang
telah diharu-biru.
Mereka kecut
keder
terhina dan tersipu-sipu.
Sesalkan mana yang mesti kausesalkan. Tapi jangan kau kelewat putus asa. Dan kaurelakan dirimu dibikin korban.
Wahai, pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah.
Sanggul kembali rambutmu
Kerna setelah menyesal
datanglah kini giliranmu
bukan untuk membela diri melulu
tapi untuk melancarkan serangan.
Kerna:
Sesalkan mana yang mesti kausesalkan
tapi jangan kau rela dibikin korban.
Sarinah.
katakan pada mereka
bagaimana kau dipanggil ke kantor mentri
bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
tentang perjuangan nusa bangsa
dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
ia sebut kau inspirasi revolusi
sambil ia buka kutangmu.
Dan kau, Dasima
Kabarkan pada rakyat
bagaimana para pemimpin revolusi
secara bergiliran memelukmu
bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
sambil celana basah
dan tubuhnya lemas
terkapai di sampingmu
Ototnya keburu tak berdaya.
Politisi dan pegawai tinggi
adalah caluk yang rapi.
Konggres-konggres dan konperensi tak pernah berjalan tanpa kalian.

Kalian tak pernah bias bilang
“tidak” lantaran kelaparan yang
menakutkan kemiskinan yang
mengekang dan telah lama
sia-sia cari kerja. Ijasah sekolah
tanpa guna. Para kepala jawatan
akan membuka kesempatan
kalau kau membuka paha.
Sedang di luar pemerintahan
perusahan-perusahaan macet
lapangan kerja tak ada....
Revolusi para pemimpin
dalah revolusi dewa-dewa.
Mereka berjuang untuk surga
dan tidak untuk bumi.
Revolusi dewa-dewa
tak pernah menghasilkan
lebih banyak lapangan kerja
bagi rakyatnya.
Kalian adalah sebagian penganggur
yang mereka ciptakan.
Namun
sesalkan mana yang mesti kausesalkan
tapi jangan kau klewat putus asa
dan kau rela dibikin korban.
Pelacur-pelacur kota Jakarta.
berhentilah tersipu-sipu.
ketika kubaca di Koran
bagaimana badut-badut mengganyang kalian
menuduh kalian sumber bencana Negara
aku jadi murka
Kalian adalah temanku.
Ini tak bias dibiarkan.
Astaga.
Mulut-mulut badut.
Mulut-mulut yang latah
Bahkan sex mereka perpolitikan.
Saudari-saudariku.
Membubarkan kalian
tidak semudah membubarkan partai politik.
Mereka harus beri kalian kerja.
Mereka harus pulihkan derajat kalian.
Mereka harus ikut memikul kesalahan.
Saudari-saudariku. Bersatulah.
Ambillah galah.
Kibarkan kutang-kutangmu di ujungnya.

Araklah keliling kota
sebagai panji-panji yang telah mereka nodai
Kini giliranmu menuntut.
Katakanlah pada mereka;
menganjurkan mengganyang pelacuran
tanpa menganjurkan
mengawini para bekas pelacur
adalah omong kosong.
Pelacur-pelacur kota Jakarta.
Saudari-saudariku.
Jangan melulu keder pada lelaki
Dengan mudah
kalian bisa telanjangi kaum palsu.
naikkan taripmu dua kali
dan mereka akan kelabakan.
Mogoklah satu bulan
dan mereka akan puyeng
lalu mereka akan berjina
dengan istri saudaranya.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda