Hubungan Sastra dan Budaya
Sabtu, 14 September 2013
Hubungan Sastra dan Budaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Ilmu Budaya Dasar (yang dahulu di sebut sebagai Basic
Humanities) berasal dari bahasa latin yang di sebut dengan “humanus”, yang
memiliki arti manusiawi, berbudaya, dan halus. Pada umumnya, humanities
mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya (sejarah, sastra, dll),
maka dari itu humanities menjadi ilmu kemanusiaan dan kebudayaan.
Seni termasuk sastra yang penting dalam humanities
karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan yang normative, dan
bukan sebgai formulasi nilai-nilai kemanusiaan.
Namun, disamping itu sastra memilki peranan yang jauh
lebih penting karena sastra menggunakan bahasa.Sementara bahasa mempunyai
kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia untuk
memahami dirinya sendiri yang akhirnya melahirkan filsafat untuk memahami alam
semesta dan akhirnya menciptakan ilmu pengetahuan.
Selain memiliki hubungan dengan bahasa, budaya juga
memiliki hubungan dengan prosa. Prosa, yang termasuk dalam sastra, terkadang
disebut-sebut sebagai narrative fiction, prose fiction, atau hanya fiction
saja. Dalam bahasa Indonesia, sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan di
definisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran,
lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.
Untuk membahas lebih jauh tentang hubungan antara sastra
dan budaya, kami akan menjelaskannya dalam pembahasan selanjutnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana pengertian sastra dalam budaya?
B.
Bagaimana pengertian seni dalam budaya?
C.
Bagaimana hubungan sastra dan seni dalam ilmu budaya?
1.3 TUJUAN
MASALAH
A.
Untuk mengetahui hubungan sastra dan budaya serta hubungan sastra
dan seni dalam ilmu budaya
1.4
MANFAAT PENULISAN
A.
Agar dapat menambah wawasan tentang sejauh mana hubungan antara
sastra dan budaya.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1
SASTRA DALAM BUDAYA
1. Pengertian Sastra
Kesusasteraan pada lahiriahnya merupakan wujud dalam
masyarakat manusia melalui bentuk tulisan dan juga wujud dalam bentuk lisan.
Dalam kehidupan sehari-harian, kedua bentuk kesusasteraan sememangnya tidak
terpisah dari pada kita. Misalnya, kita akan mendengar musik yang mengandungi lirik lagu yang merupakan hasil sastra. Dan kita
sendiri pula akan menggunakan berbagai peribahasa dan pepatah yang indah-indah
yang sebenarnya juga merupakankesusasteraan.
2. Bentuk-bentuk kesusasteraan.
Kesusasteraan dapat dilahirkan dalam berbagai bentuk bahasa. Dan secara
kasarnya ia boleh dikategorikan kepada dua kategori yang besar menurut bentuk
bahasa yang digunakan, yakni:
·
Prosa : merujuk kepada hasil kesusteraan yang ditulis
dalam ayat-ayat biasa, yakni dengan menggunakan tatabahasa mudah. Biasanya
ayat-ayat dalam kesusasteraan akan disusun dalam bentuk karangan. Prosa adalah
satu bentuk kesusasteraan yang lebih mudah difahami berbanding dengan puisi.
Contoh bagi kesusasteraan prosa ialah: cerpen,
novel,skripdrama,esseidansebagainya.
·
Puisi : merujuk kepada hasil kesusasteraan yang ditulis
dengan "tidak menuruti tatabahasa". Ia sebenarnya tidak terdiri
daripada ayat-ayat yang lengkap, melainkan terdiri daripada frasa-frasa yang
disusun dalam bentuk baris-barisan. Pada lazimnya, puisi merupakan bahasa yang
berirama dan apabila dibaca pembaca akan berasa rentaknya. Contoh bagi
kesuasteraan puisi termasuklah: Sajak, Syair, Pantun, Gurindam, Lirik, Seloka,
Mantera dan sebagainya. Ilmu Budaya dalam Kesusteraan merupakan perpaduan unsur
seni kebudayaan dengan kehidupan manusia, dimana dalam proses kehidupannya
manusia sering kali melakukan sesuatu.
Dalam kesusastraan dapat
diperoleh berbagai gubahan yang mengungkapkan tentang nilai budaya yang menjadi
komponen penting dalam pengajaran Ilmu Budaya. Salah satu bentuk sastra itu adalah puisi, dalam arti bahwa pembahasan
puisi dalam rangka pengajaran budaya tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan
dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi itu akan
dipakai sebagai media dan sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan
tema-tema pokok bahasa yang terdapat pada ilmu budaya. Disamping puisi, dalam
kesusastraan dikenal juga bentuk drama sebagai wujud karya fiksi yang prosais.
3.
Budaya Yang Dihubungkan Dengan Prosa.
Istilah prosa banyak persamaanya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, Prose Fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa indonesia, prosa diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa an alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan Indonesia terdapat prosa lama dan prosa baru.
4. Karya sastra dapat dibagi menjadi dua. Karya sastra yang menyuarakan
aspirasi jamannya dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Karya
sastra yang menyuarakan aspiras jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa
yang dikehendaki jamannya. Sedangkan karya sastra yang menyuarakan gejolak
jamannya mengajak pembacanya untuk merenung.
Pada hakikatnya manusia dan budaya tak akan pernah lepas. dimana ada
manusia pasti akan terbentuk sebuah kebudayaan tempat para manusia membuat
suatu karya seni, bahasa, agama dll. Dan kebudayaan tersebut juga akan berubah
seiring dengan bertambahnya waktu dankemajuan teknologi. Maka
secara sederhana, manusia adalah pelaku budaya, sedangkan
budaya adalah objek yang dilakukan oleh manusia.
Adapun nilai yang dapat diperoleh
dari sebuah karya sastra adalah:
1.
Kesenangan
2.
Informasi
3.
Memberi warisan cultural
4.
Memberi keseimbangan wawasan
2.2 SENI DALAM
BUDAYA
Kebudayaan
diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama
kebutuhan fisiknya.Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan
kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi dari rasa
indah (seni rasa indah).
Kesenian
bagian kecil dari kebudayaan.Kesenian merupakan kelanjutan dari kebudayaan.Pada
umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia melalui dua macam indranya,
yaitu indera mata dan indera telinga, atau keduanya secara serentak. Keindahan
dalam hubungannya dengan kedua macam indera itu,dibedakan atas tiga macam yaitu
: Seni Rupa, Seni suara, dan Seni pertunjukan.
Karya
seni memberikan keindahan kepada manusia dan menyugukan ide-ide baru yang harus
dimengerti dan mungkin direnungkan ataupun ada yang harus di bahas kehebatan
isinya.Kesenian dapat memberikan suguhan bagi kehidupan kejiwaan orang karena
yang menjadi sasaran atau objeknya kehidupan alam luas dan kehidupan manusia,
individual, maupun kelompok, serta nilai-nilai dan sebagainya.
Fungsi
seni atau kesenian artinya hasil pengamatan orang terhadap apa yang dapat
diberikan oleh karya-karya kesenian bagi kehidupan manusia yakni:
1. Memberikan rasa keindahan
2. Memberikan tunjangan dan bantuan untuk memberi warna indah dari karya-karya yang non-seni
1. Memberikan rasa keindahan
2. Memberikan tunjangan dan bantuan untuk memberi warna indah dari karya-karya yang non-seni
2.3
PERANAN SASTRA
Karya sastra
mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia pendidikan dan
pengajaran.Sebab itu sangat keliru bila dunia pendidikan selalu menganggap
bidang eksakta lebih utama, lebih penting dibandingkan dengan ilmu sosial atau
ilmu-ilmu humaniora.Masyarakat memandang bahwa karya sastra hanyalah khayalan
pengarang yang penuh kebohongan sehingga timbul klasifikasi dan
diskriminasi.Padahal karya sastra memiliki pesona tersendiri bila kita mau
membacanya.Karya sastra dapat membukakan mata pembaca untuk mengetahui realitas
sosial, politik dan budaya dalam bingkai moral dan estetika.
Dari
dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati.Dalam kenyataan
karya sastra dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa.Karya
sastra dapat memberikan pencerahan pada masyarakat modern.ketangguhan yang
sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra,
masyarakat dapat menyadari masalah-masalah penting dalam diri mereka dan
menyadari bahwa merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka
sendiri.
Sastra
dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir
dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya
kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra
mendorong orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan
menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra tidak hanya melembutkan hati tapi
juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada sesama dan kepada sang pencipta.
Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu jauh lebih
indah dan mempesona.
2.3
HUBUNGAN SASTRA DAN SENI DENGAN BUDAYA DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Masalah sastra
dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya, karena materi-materi yang
diulas oleh ilmu budaya ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya
Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar belakang ilmu budaya dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut:
Latar belakang ilmu budaya dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg
biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan
dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem
nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi
kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga
manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.
v Pengertian Prosa
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris,
banyaknya suku kata, dalam setiap baris serta tak terikat oleh irama dan
rimanya seperti dalam puisi.
Prosa berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata
prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus
terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar,
majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa
kadangkala juga disebut dengan istilah "gancaran".
Prosa dapat dibedakan berdasarkan pembabakannya, menjadi:
Prosa dapat dibedakan berdasarkan pembabakannya, menjadi:
1.
Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum
terpengaruhi budaya barat
2.
Prosa baru adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan
apa pun.
Perbedaan
antara prosa lama dan baru adalah sebagai berikut:
v Prosa lama
1.
Statis, lamban perubahannya
2.
Istana Sentris, bersifat kerajaan
3.
Bersifat fantastis, bentuknya hikayat, dongeng
4.
Di pengaruhi sastra Hindu dan Arab
5.
Tidak ada pengarang atau anonim
v Prosa baru
1.
Dinamis, perubahannya cepat
2.
Rakyat Sentris, mengambil bahan dari rakyat sekitar
3.
Realistis, bentuknya roman, novel, cerpen, drama, kisah,
dsb.
4.
Di pengaruhi sastra Barat
5.
Nama pencipta selalu dicantumkan
Prosa
biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa
eksposisi, dan prosa argumentative
v Prosa lama
Prosa
lama adalah prosa yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama Indonesia.Prosa
lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat.Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul dan disampaikan
secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan.
Setelah
masyarakat Indonesia menjadi akrab dengan tulisan, maka karya sastra berbentuk
tulisan pun mulai banyak dikenal.Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan
sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra
Indonesia mulai ada.
v Prosa Baru
Bila
dalam prosa lama kita dibawa pada alam khayal atau santai, namun dalam prosa
baru kita dibawa pada peristiwa-peristiwa yang kita hayati dan alami tiap hari.
F.
ILMU BUDAYA YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi memang tidak termasuk ke dalam
pengajaran ilmu budaya.Akan tetapi, terdapat suatu hubungan antara puisi dengan
ilmu budaya. Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya tidak akan
diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang
murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai
dengan tema – tema atau pokok bahasan yang terdapat didalam Ilmu Budaya.
Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa
penyair mengenai kehidupan manusia,alam dan Tuhan melalui media bahasa
artistik/estetik yang padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Hal yang
menjadikan puisi itu istimewa adalah bagaimana cara penulis menyampaikan
ungkapan jiwanya dengan menggunakan berbagai kata konotasi, kata ambigu, majas,
kata-kata yang mencerminkan suasana, pengulangan kata, dan lain-lain. Puisi
disajikan dalam bentuk yang unik dan menarik untuk dibaca. Hanya saja, puisi
tidak dapat dipahami dengan mudah apa yang dimaksud atau apa yang terkandung di
dalamnya.
Puisi dapat menggambarkan apa saja yang
ingin disampaikan oleh penulis. Ada puisi yang menggambarkan kepeduliannya
terhadap lingkungan sekitar, ada puisi yang menggambarkan suasana hati dari
sang penulis, ada puisi yang menggabarkan pengalaman, kisah pribadi dari sang
penulis, ada puisi yang menggambarkan cerita hidup seseorang, dan masih banyak
lagi.
Alasan mengapa banyak orang yang tertarik
untuk membuat puisi antara lain karena puisi merupakan tulisan yang menarik dan
menantang. Puisi juga merupakan sarana untuk menceritakan suatu kisah dengan
indah tanpa tidak banyak orang yang tahu apa isinya, tetapi tidak memperkecil
niat pembaca untuk terus membaca puisi. Puisi juga merupakan cara untuk
menceritakan suatu kisah dengan memadatkan isi cerita dalam beberapa baris,
tetapi tidak mengurangi klimaks dari cerita tersebut.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan
bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya
dengan menggunakan:
1. Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora,
perbandingan, alegori, dsb. Sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan
memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu,
berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan
nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
6. Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicerna
maknanya itu, puisi berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan kepada
kita suasana-suasana dan peristiwa-peristiwa kehidupan manusia dan juga dalam kaitan kehidupannya dengan alam
dan Tuhan. Ia merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap
kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang dieskpresikannya melalui bahasa
yang artistik.
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada Ilmu Budaya Dasar adalah
sebagai berikut:
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung yang terbatas.
Perekaman dan penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung yang terbatas.
2. Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual.Dengan membaca puisi manusia
diajak untuk menjenguk hati dan pikiran manusia, baik orang lain maupun diri
sendiri.
3. Puisi dan keinsyafan sosial.Puisi memberitahukan manusia sebagai mahluk
sosial yang terlibat dalam isu dan problem sosial
Secara
imajinatif puisi menafsirkan situasi dasar manusia sosial berupa:
a. Penderitaan atas ketidakadilan.
b. Perjuangan untuk kekuasaan.
c. Konflik dengan sesamanya.
d. Pemberontakan kepada hukumTuhan.
Puisi
sarat akan nilai etika, estetika dan kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang banyak
mewarnai puisi adalah Cinta Kasih yang didalamnya terdapat kasih sayang, cinta,
kemesraan dan renungan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berdasarkan informasi-informasi yang ada, budaya dengan sastra adalah hal
yang tidak dapatdipisahkan satu sama lain karena memiliki ketergantungan satu
sama lain. Sebagai contoh, ada yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi
oleh budaya, sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin
di dalam bahasa. Sebaliknya, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara berpikir manusia atau penutur
bahasa. Masinambouw mengatakan bahwa bahasa (sastra) dan kebudayaan
merupakan dua system yang melekat pada manusia. Jika kebudayaan adalah system
yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka bahasa (sastra)
adalah suatu system yang berfungsi sebagai sarana berlangsunganya suatu
interaksi.
3.2 SARAN
Sastra
dan budaya tidak dapat dilepaskan saling terikat satu sama lainnya. Maka dari
itu lahirlah suatu seni yang merupakan perpaduan antara sastra dan
budaya.Sebagai seseorang memiliki seni, budaya dan sastra hendaknya kita mesti
menjaga agar seni dan budaya Indonesia tetap terjaga kelestariannya sehingga
Indonesia dapat menunjukkan ciri khas Negara kepada dunia internasional di masa
mendatang.
Hubungan Budaya dan Sastra?
Ilmu Budaya Dasar (yang dahulu di
sebut sebagai Basic Humanities) berasal dari bahasa latin yang di sebut dengan
“humanus”, yang memiliki arti manusiawi, berbudaya, dan halus. Pada umumnya,
humanities mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya (sejarah,
sastra, dll), maka dari itu humanities menjadi ilmu kemanusiaan dan kebudayaan.
Seni termasuk sastra yang penting
dalam humanities karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan yang
normative, dan bukan sebgai formulasi nilai-nilai kemanusiaan.
Namun, disamping itu sastra memilki
peranan yang jauh lebih penting karena sastra menggunakan bahasa.Sementara
bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan
manusia untuk memahami dirinya sendiri yang akhirnya melahirkan filsafat untuk
memahami alam semesta dan akhirnya menciptakan ilmu pengetahuan.
Telah di setujui oleh para ahli di
seluruh dunia bahwa bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang hanya
dimiliki oleh manusia secara genetis. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan
manusia dalam membentuk lambang atau pun memberi nama guna menandai setiap
kenyataan, sedangkan binatang dan tumbuhan tidak mampu melakukan hal itu semua.
Bahasa hidup dalam suatu masyarakat dan dipergunakan oleh warganya untuk
berkomunikasi. Hal ini membuat kelangsungan hidup suatu bahasa tergantung
oleh dinamika kehidupan budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Dengan kata
lain, budaya yang ada di sekeliling bahasa tersebut akan ikut menentukan wajah
dari suatu bahasa.
Bahasa, yang dalam bahasa Inggris
adalah language, memiliki definisi – definisi tersendiri bagi para ahli, yakni:
- Sturtevent : bahasa adalah system lambang sewenang – wenang, berupa bunyi yang digunakan oleh anggota-anggota suatu kelompok social untuk kerjasama dan saling berhubungan
- Keraf : bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat , berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Masih banyak lagi sebenarnya
pengertian tentang bahasa yang diteliti oleh para ahli bahasa. Setiap bahasan
yang ada pada umumnya memiliki kesamaan yang pada konsepnya meskipun
terdapat perbedaan pada penekanannya. Namun, menurut beberapa ilmuwan seperti
Linda Thomas dan Shan Wareing dalam buku “Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan”,
salah satu cara dalam menelaah bahasa adalah dengan memandangnya sebagai salah
satu cara yang sistematis untuk menggabungkan unit-unit kecil menjadi lebih
besar dengan tujuan komunikasi. contohnya adalah penggabungan antara bunyi
bahasa (fonem) menjadi kata (butir leksikal) sesuai dengan aturan dari bahasa
yang kita gunakan. Butir-butir leksikal ini kemudian di gabungkan kembali untuk
membuat struktur tata bahasa, sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam
bahasa.
Selain memiliki hubungan dengan
bahasa, budaya juga memiliki hubungan dengan prosa. Prosa, yang termasuk dalam
sastra, terkadang disebut-sebut sebagai narrative fiction, prose fiction, atau
hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia, sering diterjemahkan menjadi cerita
rekaan dan di definisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang
mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal
atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau
cerita pendek.
Dalam kesusastraan, kita mengenal
prosa lama dan baru, yakni:
- Contoh-contoh prosa lama:
a. Dongeng
b. Hikayat
c. Sejarah
d. Epos
Cerita pelipur lara
- Prosa baru meliputi:
a. Cerita pendek
b. Roman
c. Biografi
d. Kisah
e. Otobiografi
Dalam keberadaanya, prosa memiliki
beberapa nilai-niali yang dapat diperoleh, yakni:
-
Prosa fiksi dapat memberikan kesenangan atau memberikan hiburan bagi
pembacanya, dapat mengembangkan imajinasi dalam mengenal karakter tokoh ataupun
daerah
-
Prosa fiksi dapat memberikan informasi yang belum tentu terdapat pada
ensiklopedia.
-
Prosa fiksi memberikan nilai-nilai kultural atau kebudayaan
Berdasarkan informasi-informasi yang
ada, budaya dengan sastra adalah hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
karena memiliki ketergantungan satu sama lain. Sebagai contoh, ada yang
mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal
yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa. Sebaliknya, ada
juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara
berpikir manusia atau penutur bahasa. Masinambouw mengatakan bahwa bahasa
(sastra) dan kebudayaan merupakan dua system yang melekat pada manusia.Jika
kebudayaan adalah system yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat,
maka bahasa (sastra) adalah suatu system yang berfungsi sebagai sarana
berlangsunganya suatu interaksi.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda